Sabtu, 13 Juli 2013

PELAYANAN KESEHATAN PADA ANAK


      A.    PELAYANAN KESEHATAN BAYI BARU LAHIR



Pelayanan Kesehatan Pada Bayi Dan Balita

Pengertian Bayi Baru Lahir
1      .      Menurut Saifuddin, (2002) Bayi baru lahir adalah bayi yang baru lahir selama satu jam pertama kelahiran.
2.      Menurut Donna L. Wong, (2003) Bayi baru lahir adalah bayi dari lahir sampai usia 4 minggu. Lahirrnya biasanya dengan usia gestasi 38 – 42 minggu.
3.      Menurut Dep. Kes. RI, (2005) Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dan berat lahir 2500 gram sampai 4000 gram.
4.      Menurut M. Sholeh Kosim, (2007) Bayi baru lahir normal adalah berat lahir antara 2500 – 4000 gram, cukup bulan, lahir langsung menangis, dan tidak ada kelainan congenital (cacat bawaan) yang berat.

Ciri – Ciri Bayi Baru Lahir Normal
Ø  Berat badan 2500 - 4000 gram
Ø  Panjang badan 48 - 52 cm
Ø  Lingkar dada 30 - 38 cm
Ø  Lingkar kepala 33 - 35 cm
Ø  Frekuensi jantung 120 - 160 kali/menit
Ø  Pernafasan ± - 60 40 kali/menit
Ø  Kulit kemerah - merahan dan licin karena jaringan sub kutan cukup 
Ø  Rambut lanugo tidak terlihat, rambut kepala biasanya telah sempurna
Ø  Kuku agak panjang dan lemas
Ø  Genitalia : Perempuan labia mayora sudah menutupi labia minora, Laki – laki testis sudah turun, skrotum sudah ada
Ø  Reflek hisap dan menelan sudah terbentuk dengan baik
Ø  Reflek morrow atau gerak memeluk bila dikagetkan sudah baik
Ø  Reflek graps atau menggenggan sudah baik
Ø  Eliminasi baik, mekonium akan keluar dalam 24 jam pertama, mekonium berwarna hitam kecoklatan

PELAYANAN KESEHATAN PADA BAYI
Pelayanan kesehatan bayi adalah pelayanan kesehatan sesuai standar yang diberikan oleh tenaga kesehatan kepada bayi sedikitnya 4 kali, selama periode 29 hari sampai dengan 11 bulan setelah lahir.

Pelaksanaan pelayanan kesehatan bayi:
1.      Kunjungan bayi satu kali pada umur 29 hari-2 bulan
2.      Kunjungan bayi satu kali pada umue 3-5 bulan
3.      Kunjungan bayi satu kali pada umur 6-8
4.      Kunjungan bayi satu kali pada umue 9-11 bulan

Pelayanan kesehatan kepada bayi meliputi:
Asuhan bayi baru lahir Pelaksanaan asuhan bayi baru lahir mengacu pada pedoman AsuhanPersalinan Normal yang tersedia di puskesmas, pemberi layanan asuhanbayi baru lahir dapat dilaksanakan oleh dokter, bidan atau perawat.Pelaksanaan asuhan bayi baru lahir dilaksanakan dalam ruangan yangsama dengan ibunya atau rawat gabung (ibu dan bayi dirawat dalam satukamar, bayi berada dalam jangkauan ibu selama 24 jam).
Asuhan bayibaru lahir meliputi:
1.            Pelayanan neonatal esensial dan tatalaksana neonatal
meliputi:
a. Pertolongan persalinan yang atraumatik, bersih dan aman
b. Menjaga tubuh bayi tetap hangat dengan kontak dini
c. Membersihkan jalan nafas, mempertahankan bayi bernafas spontan
d. Pemberian ASI dini dalam 30 menit setelah melahirkan

 Inisiasi menyusui dini ( IMD ) adalah proses bayi menyusu segera setelah dilahirkan dimana bayi dibiarkan mencari puting susu ibunya sendiri. Inisiasi menyusui dini (IMD ) akan sangat membantu dalam keberlangsungan pemberian ASI ekslusif. Pemerintah Indonesia mendukung kebijakan WHO dan UNICEF yang merekomendasikan inisiasi menyusui dini sebagai tindakan penyelamatan kehidupan, karena IMD dapat menyelamatkan 22 % dari bayi yang meninggal sebelum usia 1 bulan. Program ini dilakukan dengan cara langsung meletakkan bayi baru lahir di dada ibunya dan membiarkan bayi mencari untuk menemukan putting susu ibun untuk menyusu. IMD harus dilaksanakan langsung saat lahir, tanpa boleh ditunda dangan kegiatan menimbang atau mengukur bayi. Bayi juga tidak boleh dibersihkan hanya dikeringkan kecuali tangannya. Proses ini harus berlangsung skin to skin antara bayi dan ibu.

Menyusui 1 jam pertama kehidupan yang di awali dengan kontak kulit antara ibu dan bayi dinyatakan sebagai indicator global dan Ini merupakan hal baru bagi Indonesia, dan merupakan program pemerintah khususnya Departemen Kesehatan RI. 
e. Melakukan penilaian terhadap bayi baru lahir
• Apakah bayi menangis kuat dan/atau bernafas tanpa kesulitan
• Apakah bayi bergerak dengan aktif atau lemas
• Jika bayi tidak bernapas atau bernapas megap – megap atau lemah maka segera lakukan tindakan resusitasi bayi baru lahir.

f.  Membebaskan Jalan Nafas nafas
Dengan cara sebagai berikut yaitu bayi normal akan menangis spontan segera setelah lahir, apabila bayi tidak langsung menangis, penolong segera membersihkan jalan nafas dengan cara sebagai berikut :
• Letakkan bayi pada posisi terlentang di tempat yang keras dan hangat.
• Gulung sepotong kain dan letakkan di bawah bahu sehingga leher bayi lebih lurus dan       kepala tidak menekuk. Posisi kepala diatur lurus sedikit tengadah ke belakang.
• Bersihkan hidung, rongga mulut dan tenggorokkan bayi dengan jari tangan yang dibungkus kassa steril.
• Tepuk kedua telapak kaki bayi sebanyak 2-3 kali atau gosok kulit bayi dengan kain kering dan kasar.
• Alat penghisap lendir mulut (De Lee) atau alat penghisap lainnya yang steril, tabung oksigen dengan selangnya harus sudah ditempat
• Segera lakukan usaha menghisap mulut dan hidung
• Memantau dan mencatat usaha bernapas yang pertama (Apgar Score)
• Warna kulit, adanya cairan atau mekonium dalam hidung atau mulut harus diperhatikan.
g. Merawat tali pusat
• Setelah plasenta dilahirkan dan kondisi ibu dianggap stabil, ikat atau jepitkan klem plastik tali pusat pada puntung tali pusat.
• Celupkan tangan yang masih menggunakan sarung tangan ke dalam larutan klonin 0,5 %
      untuk membersihkan darah dan sekresi tubuh lainnya.
• Bilas tangan dengan air matang atau disinfeksi tingkat tinggi
• Keringkan tangan (bersarung tangan) tersebut dengan handuk atau kain bersih dan kering.
• Ikat ujung tali pusat sekitar 1 cm dari pusat bayi dengan menggunakan benang disinfeksi tingkat tinggi atau klem plastik tali pusat (disinfeksi tingkat tinggi atau steril). Lakukan simpul kunci atau jepitankan secara mantap klem tali pusat tertentu.
• Jika menggunakan benang tali pusat, lingkarkan benang sekeliling ujung tali pusat dan
      dilakukan pengikatan kedua dengan simpul kunci dibagian tali pusat pada sisi yang berlawanan.
• Lepaskan klem penjepit tali pusat dan letakkan di dalam larutan klonin 0,5%
• Selimuti ulang bayi dengan kain bersih dan kering, pastikan bahwa bagian kepala bayi tertutup dengan baik..(Dep. Kes. RI, 2002)
h. Pencegahan Kehilangan Panas
      Mekanisme kehilangan panas
• Evaporasi
      Penguapan cairan ketuban pada permukaan tubuh oleh panas tubuh bayi sendiri karena setelah lahir, tubuh bayi tidak segera dikeringkan.
• Konduksi
      Kehilangan panas tubuh melalui kontak langsung antara tubuh bayi dengan permukaan yang dingin, co/ meja, tempat tidur, timbangan yang temperaturnya lebih rendah dari tubuh bayi akan menyerap panas tubuh bayi bila bayi diletakkan di atas benda – benda tersebut
• Konveksi
      Kehilangan panas tubuh terjadi saat bayi terpapar udara sekitar yang lebih dingin, co/ ruangan yang dingin, adanya aliran udara dari kipas angin, hembusan udara melalui ventilasi, atau pendingin ruangan.
• Radiasi
      Kehilangan panas yang terjadi karena bayi ditempatkan di dekat benda – benda yang mempunyai suhu tubuh lebih rendah dari suhu tubuh bayi, karena benda – benda tersebut menyerap radiasi panas tubuh bayi (walaupun tidak bersentuhan secara langsung)

Cegah terjadinya kehilangan panas melalui upaya berikut :

• Keringkan bayi dengan seksama
      Mengeringkan dengan cara menyeka tubuh bayi, juga merupakan rangsangan taktil untuk membantu bayi memulai pernapasannya.
      • Selimuti bayi dengan selimut atau kain bersih dan hangat
      Ganti handuk atau kain yang telah basah oleh cairan ketuban dengan selimut atau kain yang baru (hanngat, bersih, dan kering)
      • Selimuti bagian kepala bayi
      Bagian kepala bayi memiliki luas permukaan yg relative luas dan bayi akan dengan cepat kehilangan panas jika bagian tersebut tidak tertutup.
      • Anjurkan ibu untuk memeluk dan menyusui bayinya
      Pelukan ibu pada tubuh bayi dapat menjaga kehangatan tubuh dan mencegah kehilangan panas. Sebaiknya pemberian ASI harus dimulai dalam waktu satu (1) jam pertama kelahiran
• Jangan segera menimbang atau memandikan bayi baru lahir

Karena bayi baru lahir cepat dan mudah kehilangan panas tubuhnya, sebelum melakukan penimbangan, terlebih dahulu selimuti bayi dengan kain atau selimut bersih dan kering. Berat badan bayi dapat dinilai dari selisih berat bayi pada saat berpakaian/diselimuti dikurangi dengan berat pakaian/selimut. Bayi sebaiknya dimandikan sedikitnya enam jam setelah lahir.

i.                    Pencegahan Infeksi
• Cuci tangan dengan seksama sebelum dan setelah bersentuhan dengan bayi
• Pakai sarung tangan bersih pada saat menangani bayi yang belum dimandikan
• Pastikan semua peralatan dan bahan yang digunakan, terutama klem, gunting, penghisap lendir DeLee dan benang tali pusat telah didesinfeksi tingkat tinggi atau steril.
• Pastikan semua pakaian, handuk, selimut dan kain yang digunakan untuk bayi, sudah dalam keadaan bersih. Demikin pula dengan timbangan, pita pengukur, termometer, stetoskop.
• Memberikan vitamin K
Untuk mencegah terjadinya perdarahan karena defisiensi vitamin K pada bayi baru lahir normal atau cukup bulan perlu di beri vitamin K per oral 1 mg / hari selama 3 hari, dan bayi beresiko tinggi di beri vitamin K parenteral dengan dosis 0,5 – 1 mg IM.
• Memberikan obat tetes atau salep mata
Untuk pencegahan penyakit mata karena klamidia (penyakit menular seksual) perlu diberikan obat mata pada jam pertama persalinan, yaitu pemberian obat mata eritromisin 0.5 % atau tetrasiklin 1 %, sedangkan salep mata biasanya diberikan 5 jam setelah bayi lahir.
Perawatan mata harus segera dikerjakan, tindakan ini dapat dikerjakan setelah bayi selesai dengan perawatan tali pusat

j.        Pemeriksaan Fisik Bayi Baru Lahir
Kegiatan ini merupakan pengkajian fisik yang dilakukan oleh bidan yang bertujuan untuk memastikan normalitas & mendeteksi adanya penyimpangan dari normal.Pengkajian ini dapat ditemukan indikasi tentang seberapa baik bayi melakukan penyesuaian terhadap kehidupan di luar uterus dan bantuan apa yang diperlukan. Dalam pelaksanaannya harus diperhatikan agar bayi tidak kedinginan, dan dapat ditunda apabila suhu tubuh bayi rendah atau bayi tampak tidak sehat.

Prinsip pemeriksaan bayi baru lahir
          Jelaskan prosedur pada orang tua dan minta persetujuan tindakan
•     Cuci dan keringkan tangan , pakai sarung tangan
         Pastikan pencahayaan baik
         Periksa apakah bayi dalam keadaan hangat, buka bagian yangg akan diperiksa (jika bayi telanjang pemeriksaan harus dibawah lampu pemancar) dan segera selimuti kembali dengan cepat
•     Periksa bayi secara sistematis dan menyeluruh
k.       Imunisasi BCG, hepatitis B dan polio oral


2.            Pemeriksaan dan perawatan bayi baru lahir dilaksanakan pada 0 – 28 hari
 (kunjungan neonatus)
Bayi hingga usia kurang dari satu bulan merupakan golongan umur yang paling rentan atau memiliki risiko gangguan kesehatan paling tinggi. Upaya kesehatan yang dilakukan untuk mengurangi risiko tersebut antara lain dengan melakukan persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan dan pelayanan kepada neonatus (0-28 hari). Dalam pelayanan kesehatan neonatus, petugas selain melakukan pemeriksaan kesehatan bayi juga memberikan konseling perawatan bayi kepada ibu.

3.            Penyuluhan kepada ibu tentang pemberian ASI eksklusif untuk bayi dibawah 6 bulan dan makanan pendamping ASI (MPASI) untuk bayi diatas 6 bulan;
Petugas kesehatan sangat berperan dalam keberhasilan proses menyusui, dengan cara
memberikan konseling tentang ASI sejak kehamilan, melaksanakan inisiasi menyusui dini
(IMD) pada saat persalinan dan mendukung pemberian ASI ekslusif setelahnya.

4.            Pemantauan tumbuh kembang bayi untuk meningkatkan kualitas tumbuh kembang
anak melalui deteksi dini dan stimulasi tumbuh kembang bayi
Deteksi dini penyimpangan tumbuh kembang mencakup
a.       Aspek Pertumbuhan:
1)      Timbang berat badannya (BB)
2)      Ukur tinggi badan (TB) dan lingkar kepalanya (LK)
3)      Lihat garis pertambahan BB, TB dan LK pada grafik

b.       Aspek Perkembangan:
1)      Tanyakan perkembangan anak dengan KPSP (Kuesioner Pra Skrining Perkembangan)
2)      Tanyakan daya pendengarannya dengan TDD (Tes Daya Dengar)
3)      tanyakan daya penglihatannya dengan TDL (Tes Daya Lihat), 
c.       Aspek Mental Emosional:
1)      KMEE (Kuesioner Masalah Mental Emosional)
2)      CHAT (Check List for Autism in Toddles = Cek Lis Deteksi Dini Autis) 
3)      GPPH (Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas

5.            Pemberian obat yang bersifat sementara pada penyakit ringan sepanjang sesuai dengan obat-obatan yang sudah ditetapkan dan keperluan segera merujuk pada dokter.
Diantaranya bisa dengan:
a.   Manajemen Terpadu Bayi Sakit (MTBS): 
1)      melakukan kunjungan neonatal oleh bidan desa/kelurahan
2)      upaya pemeriksaan kesehatan terpadu pada bayi muda dan balita
b.      Pelayanan Pengobatan 
1)      pemeriksaan kejadian kesakitan (morbiditas)
2)      perawatan kesehatan dan penanganan medis

      Pemberian dosis obat pada bayi sering kali berbeda, mengingat anak masih dalam tahap pertumbuhan dan perkembangan. Pada anak yang lahir premature , penetapan dosis yang diberikan sangat sulit karna fungsi organ belum berfungsi sempurna sehingga proses absorbs,distribusi, metabolism dan eksresi tidak maksimal yang kadang menimbulkan efek samping yang lebih besar dibandingkan efek terapinya. Pada prinsipnya dosis ditentukan dengan dua standar, yakni berdasarkan dengan luas permukaan rubuh dan berat badan.

PROGRAM IMUNISASI DASAR PADA BAYI DITINGKAT PELAYANAN DASAR






Pengertian Imunisasi Dasar - Imunisasi adalah upaya yang dilakukan dengan sengaja memberikan kekebalan (imunisasi ) pada bayi atau anak sehingga terhindar dari penyakit (Supartini, Y, 2004). (judul artikel ini adalah Pengertian Imunisasi Dasar, Campak, BCG, Polio, DPT, WHO, Definisi dan Cara Pemberian)

Imunisasi dasar adalah imunisasi yang diberikan untuk mendapatkan kekebalan awal secara
aktif                          

Upaya imunisasi perlu terus ditingkatkan untuk mencapai tingkat kekebalan masyarakat yang tinggi sehingga PD3I (penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi) dapat dibasmi,  dieliminasi atau dikendalikan berdasarkan pada Kep. Menkes No. 1611/Menkes/SK/XI/ 2005 tentang Pedoman Penyelenggaraan Imunisasi (Dinkes.Prov.Jatim, 2006).

 
Indikator keberhasilan program imunisasi dikatakan berhasil jika cakupan target imunisasimencapai target UCI (Universal Child Imunization) yakni 86% balita telah diimunisasi (
www.indomedia.com)


Dewasa ini, desa yang mencapai cakupan imunisasi dasar lengkap di atas 80% untuk anak di bawah 1 tahun baru sekitar 73% (Van, 2005). Rendahnya cakupan tersebut mungkin disebabkan kurangnya sosialisasi kegiatan imunisasi yang dilakukan kader di posyandu, termasuk dampak yang mungkin terjadi dan cara penanggulangannya (Ginting, 2005). Meja penyuluhan banyak yang tidak berjalan karena kurangnya pengetahuan dan kepercayaan diri kader dalam melakukan penyuluhan (www.gizikesmas.multiply.com). Sehingga masih ada ibu-ibu yang enggan membawa anaknya ke posyandu, selama ini tidak ada penjelasan tentang kemungkinan yang terjadi akibat imunisasi itu dan apa yang harus dilakukan jika kemungkinan itu terjadi (Ginting, 2005).


Macam-macam  Imunisasi Dasar 

Pemerintah melalui Program Pengembangan Imunisasi (PPI), mewajibkan lima jenis imunisasi dasar pada anak dibawah usia satu tahun, antara lain :

Pengertian Imunisasi BCG ( Bacillus Calmette Guerin ) 


1)  Diskripsi 

BCG adalah vaksin bentuk beku kering yang mengandung mycobacterium bovis hidup yang sudah dilemahkan dari strain Paris no. 1173.P2.
 
2)  Indikasi

Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap TBC (Tuberculosa).


3)  Cara Pemberian dan Dosis : 
·         Sebelum disuntikkan vaksin BCG harus dilarutkan dengan 4 ml pelarut NaCl 0,9%. Melarutkan dengan menggunakan alat suntik steril dengan jarum panjang.
·         Dosis pemberian 0,05 ml, sebanyak 1 kali, untuk bayi.

4)  Kontra indikasi:
      Adanya penyakit kulit yang berat / menahun seperti : eksim, furunkulosis dan sebagainya. Mereka yang sedang menderita TBC.

5)  Efek samping:
      Imunisasi BCG tidak menyebabkan reaksi yang bersifat umum seperti demam. 1-2 minggu kemudian akan timbul indurasi dan kemerahan di tempat suntikkan yang berubah menjadi pustule, kemudian pecah menjadi luka. Luka tidak perlu pengobatan, akan sembuh secara spontan dan meninggalkan tanda parut. Kadang-kadang terjadi pembesaran kelenjar regional di ketiak dan / atau leher, terasa padat, tidak sakit dan  tidak menimbulkan demam. Reaksi ini normal, tidak memerlukan pengobatan dan akan menghilang dengan sendirinya.





Pengertian Imunisasi DPT – Hepatitis B 

1)  Diskripsi 

Vaksin mengandung DPT berupa toxoid difteri dan toxoid tetanus yang dimurnikan dan pertusis yang inaktifasi serta vaksin hepatitis B yang merupakan sub unit vaksin virus yang mengandung HbsAg murni dan bersifat non-infectious. Vaksin hepatitis B ini merupakan vaksin DNA rekombinan yang berasal dari HbsAg yang diproduksi melalui teknologi DNA rekombinan pada sel ragi.


2)  Indikasi

Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap penyakit difteri, tetanus, pertusis dan hepatitis B.


3)  Cara pemberian dan dosis :

Pemberian dengan cara intra muskuler 0,5 ml sebanyak 3 dosis.
Dosis pertama pada usia 2 bulan, dosis selanjutnya dengan interval minimal 4 minggu (1 bulan). Dalam pelayanan di unit statis, vaksin yang sudah dibuka dapat dipergunakan paling lama 4 minggu dengan penyimpanan sesuai ketentuan : 
·         vaksin belum kadaluarsa
·         vaksin disimpan dalam suhu 2 derajat Celcius sampai dengan 8 derajat Celcius
·         tidak pernah terendam air 
·         sterilitasnya terjaga 
·         VVM (Vaksin Vial Monitor) masih dalam kondisi A atau B 
·         Efek samping
Reaksi lokal seperti rasa sakit, kemerahan dan pembengkakan di sekitar tempat penyuntikan. Reaksi yang terjadi bersifat ringan dan biasanya hilang setelah 2 hari.


1)  Diskripsi
      Vaksin Oral Polio hidup adalah Vaksin Polio trivalent yang terdiri dari suspensi virus poliomyelitis tipe 1,2 dan 3 (strain sabin) yang sudah dilemahkan, dibuat dalam biakan jaringan ginjal kera dan distabilkan dengan sukrosa.

2)  Indikasi 
Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap Poliomyelitis.

      3)  Cara pemberian dan dosis
·         Sebelum digunakan pipet penetes harus dipasangkan pada vial vaksin.
·         Diberilan secara oral, 1 dosis adalah 2 (dua) tetes sebanyak 4 kali (dosis) pemberian, dengan interval setiap dosis minimal 4 minggu. 
·         Setiap membuka vial baru harus menggunakan penetes (dropper) yang baru. 
·         Di unit pelayanan statis, vaksin polio yang telah dibuka hanya boleh digunakan selama 2 minggu dengan ketentuan : 
·         vaksin belum kadaluarsa 
·         vaksin disimpan dalam suhu 2 derajat Celcius sampai dengan 8 derajat Celcius
·         tidak pernah terendam air 
·         sterilitasnya terjaga 
·         VVM (Vaksin Vial Monitor) masih dalam kondisi A atau B

4)  Sedangkan di posyandu vaksin yang sudah terbuka tidak boleh digunakan lagi untuk hari berikutnya. 

5)  Efek samping
Pada umumnya tidak terdapat efek samping. Efek samping berupa paralysis yang disebabkan oleh vaksin sangat jarang terjadi (kurang dari 0,17 : 1.000.000; Bull WHO 66 : 1988).

6)  Kontraindikasi
      Pada individu yang menderita “immune deficiency”. Tidak ada efek yang berbahaya yang timbul akibat pemberian OPV  pada anak yang sedang sakit. Namun jika ada keraguan, misalnya sedang menderita diare, maka dosis ulangan dapat  diberikan setelah sembuh. Bagi individu yang terinfeksi oleh HIV  (Human Immunodefisiency Virus) baik yang tanpa gejala maupun dengan gejala, imunisasi OPV harus berdasarkan standar jadwal tertentu.


Pengertian Imunisasi Hepatitis B
 
1)  Diskripsi
      Hepatitis B rekombinan adalah vaksin virus rekombinan yang telah diinaktivasikan dan bersifat non-infeksiosus, berasal dari HBsAg yang dihasilkan dalam sel ragi (Hansenula polymorpha) menggunakan teknologi DNA rekombinan.

2)  Indikasi 
·         Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap infeksi yang disebabkan oleh virus Hepatitis B.
·         Tidak dapat mencegah infeksi virus lain seperti virus Hepatitis A atau C atau yang
 diketahui dapat menginfeksi hati.

3)  Cara pemberian dan dosis 
·         Sebelum digunakan vaksin harus dikocok terlebih dahulu agar suspensi menjadi
 homogen.
·         Sebelum disuntikkan, kondisikan vaksin hingga mencapai suhu kamar. 
·         Vaksin disuntikkan dengan dosis 0,5 ml atau 1(buah) HB. 
·         Vaksin disuntikkan dengan dosis 0,5 ml atau 1(buah) HB ADS PID, pemberian suntikkan secara intra muskuler, sebaiknya pada anterolateral paha. 
·         Pemberian sebanyak 3 dosis. 
·         Dosis pertama diberikan pada usia 0-7 hari, dosis berikutnya dengan interval minimum 4 minggu (1 bulan). 
·         Di unit pelayanan statis, vaksin HB yang telah dibuka hanya boleh digunakan selama 4 minggu.Sedangkan di posyandu vaksin yang sudah terbuka tidak boleh digunakan lagi untuk hari berikutnya.



Pengertian Imunisasi Campak
1)      Diskripsi
      Vaksin Campak merupakan  vaksin virus hidup yang dilemahkan. Vaksin ini berbentuk vaksin beku kering yang harus dilarutkan dengan aquabidest steril.

 2)  Indikasi
      Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap penyakit Campak.

 3)  Cara pemberian dan dosis 
·         Sebelum disuntikkan vaksin Campak terlebih dahulu harus dilarutkan dengann pelarut steril yang telah tersedia yang berisi 5 ml cairan pelarut aquabidest.
·         Dosis pemberian 0,5 ml disuntikkan secara subkutan pada lengan atas, pada usia 9-11 bulan. Dan ulangan (booster) pada usia 6-7 tahun (kelas 1 SD) setelah  cath-up campaign Campak pada anak Sekolah Dasar kelas 1-6. 
·         Vaksin campak yang sudah dilarutkan hanya  boleh digunakan maksimum 6 jam. 


4)  Efek samping

Hingga 15% pasien dapat mengalami demam ringan dan kemerahan selama 3 hari yang dapat terjadi 8-12 hari setelah vaksinasi. 


5)  Kontraindikasi 
Individu yang mengidap penyakit immuno deficiency atau individu yang diduga menderita
gangguan respon imun karena leukemia, lymphoma.  ( Dinkes Prov Jatim, 2005 )








PELAYANAN KESEHATAN PADA BALITA

Beberapa faktor yang sangat erat hubungannya dengan pertumbuhan dan perkembangan Balita, yaitu: 
1.      Keluarga Berencana 
Dalam mempersiapkan anak yang berkualitas, maka sejak dari mulai terjadi pembuatan sampai dianya menjadi dewasa haruslah dilakukan pemeliharaan dan penjagaan yang seksama agar tumbuh kembang anak tersebut tidak mengalami kegagalan.

Faktor anak selama dalam kandungan akan sangat mempengaruhi dalam proses tumbuh kembang anak dikemudian hari. Sebagai contoh dari seorang ibu yang sehat dan memelihara kandungannya secara seksama, berarti ibu tersebut telah mempersiapkan sejak awal suatu keturunan yang dapat diharapkan sebagai generasi penerus yang berkualitas. Hal ini secara umum tidak akan sama bila sang Ibu sejak dini tidak terlibat dalam mempersiapkannya. Keikut sertaan ibu dalam keluarga berencana, sehingga proses 
persalinan yang ideal dapat dipenuhi dan ini akan sangat membantu kesehatan ibu dan anak yang akan dilahirkannya. Sebagai contoh seorang ibu hendaklah jangan melahirkan terlalu dini, ataupun terlalu lambat, begitu juga sebaiknya seorang ibu janganlah melahirkan terlalu sering dan janganlah mempunyai anak terlalu banyak. 

2.      Pemberian Kebutuhan Nutrisi Yang Baik Pada Anak

Dalam pertumbuhan dan perkembangan fisik seorang anak, pemberian makanan yang bergizi mutlak sangat diperlukan. Anak dalam pertumbuhan dan perkembangannya mempunyai beberapa fase yang sesuai dengan umur si anak, yaitu fase pertumbuhan cepat dan fase pertumbuhan lambat. Bila kebutuhan ini tidak dapat dipenuhi, maka akan terjadi gangguan gizi pada anak tersebut yang mempunyai dampak dibelakang hari baik bagi pertumbuhan dan perkembangan fisik anak tersebut maupun gangguan intelegensia
.
Untuk Tumbuh Kembang Anak Pesan Utamanya Adalah: 
Ø  Asi saja (ASI ekslusif) adalah makanan terbaik bagi kehidupan bayi 4-6 bulan pertama kehidupan. 
Ø  Pasca umur 4-6 bulan, bayi memerlukan makanan lain disamping ASI 
Ø  Anak dibawah 3 tahun membutuhkan 5-6 kali sehari 
Ø  Anak dibawah 3 tahun membutuhkan sejumlah/sedikit lemak atau minyak ditambahkan dalam makanannya sehari-hari. 
Ø  Semua anak membutuhkan makanan kaya Vitamin A 
Ø  Sesudah sakit, anak membutuhkan extra meals untuk mengejar (catch up) kehilangan pertumbuhan selama sakit 

3.      Pemberian Kapsul Vitamin A

Vitamin A adalah salah satu zat gizi dari golongan vitamin yang sangat diperlukan oleh tubuh yang berguna untuk kesehatan mata ( agar dapat melihat dengan baik ) dan untuk kesehatan tubuh yaitu meningkatkan daya tahan tubuh, jaringan epitel, untuk melawan penyakit misalnya campak, diare dan infeksi lain.

Upaya perbaikan gizi masyarakat dilakukan pada beberapa sasaran yang diperkirakan banyak mengalami kekurangan terhadap Vitamin A, yang dilakukan melalui pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi pada bayi dan balita yang diberikan sebanyak 2 kali dalam satu tahun. (Depkes RI, 2007)

Vitamin A terdiri dari 2 jenis :

• Kapsul vitamin A biru ( 100.000 IU ) diberikan pada bayi yang berusia 6-11 bulan satu kali dalam satu tahun

• Kapsul vitamin A merah ( 200.000 IU ) diberikan kepada balita

Kekurangan vitamin A disebut juga dengan xeroftalmia ( mata kering ). Hal ini dapat terjadi karena serapan vitamin A pada mata mengalami pengurangan sehingga terjadi kekeringan pada selaput lendir atau konjungtiva dan selaput bening ( kornea mata ).

Pemberian vitamin A termasuk dalam program Bina Gizi yang dilaksanakan oleh Departemen Kesehatan setiap 6 bulan yaitu bulan Februari dan Agustus, anak-anak balita diberikan vitamin A secara gratis dengan target pemberian 80 % dari seluruh balita. Dengan demikian diharapkan balita akan terlindungi dari kekurangan vitamin A terutama bagi balita dari keluarga menengah kebawah.

4.      Pencegahan Muntah Dan Menceret 
Penyakit ini paling sering menyerang Balita. Muntah menceret pada bayi dan anak dapat disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu: 
·         Infeksi pada saluran cerna sendiri 
·         Intoleransi terhadap makanan yang diberikan dan 
·         Infeksi lainnya diluar saluran cerna. 
Pada saat ini penanganan muntah menceret haruslah dilaksanakan sesegera mungkin, yaitu dimulai pemberian terapi sejak dari rumah. (therapy begin at home), seperti pemberian oralit, tablet zinc, dll.

6.            Pencegahan Infeksi Saluran Nafas Akut
Penyakit ini merupakan penyakit yang tersering dijumpai pada anak Balita, baik yang hanya berupa untuk pilek biasa sampai dengan adanya infeksi pada saluran nafas bawah, yaitu infeksi yang mengenai paru-paru. 

7.            Vaksinasi Atau Imunisasi

Pada saat sekarang ini vaksin yang dapat digunakan dalam pencegahan penyakit telah banyak beredar di Indonesia, dan hasil daya lindung yang ditimbulkannya juga telah terbukti bermanfaat.imunisasi wajib diantaranya:

a.       BCG :
Vaksin ini digunakan untuk mencegah penyakit tuberkulosis. Pada anak yang telah mendapat vaksinasi BCG diharapkan dianya kan terhindar dari penyakit tuberkulosis, ataupun kalau terinfeksi bentukna adalah ringan, tidak menimbulkan infeksi yang berat seperti tuberkulosis otak, tulang ataupun melibatkan organ tubuh yang lain. 
b.      Polio Oral Vaksin:
Mengandung tiga macam virus hidup yang telah dilemahkan, yang dapat digunakan dalam
memberikan daya lindung terbadap kelumpuhan dan kematian 
c.       Vaksin Hepatitis B :
Pemberian vaksin ini sangat bermanfaat untuk memberikan perlindungan agar tidak terjadi penyakit hati yang kronis, yang rasa berlanjut dengan terjadi karsinoma hati.
d.      Vaksin campak:
Memberi kekebalan terhadap penyakit campak

e.       DPT:
memberikan kekebalan terhadap penyakit dipteri pertusis dan tetanus
7.      Posyandu
Adapun jenis pelayanan yang diselenggarakan Posyandu untuk balita mencakup :

1) Penimbangan berat badan

2) Penentuan status pertumbuhan

3) Penyuluhan

4) Jika ada tenaga kesehatan Puskesmas dilakukan pemeriksaan kesehatan, imunisasi dan deteksi dini tumbuh kembang, apabila ditemukan kelainan, segera ditunjuk ke Puskesmas
























DAFTAR PUSTAKA

·         Yupi Supartini. 2004.  Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta : EGC.
·         Dinkes. Prov. Jatim. 2005. Buku Pegangan Kader Posyandu.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar