A. PELAYANAN
KESEHATAN BAYI BARU LAHIR
Pelayanan Kesehatan Pada Bayi Dan Balita
Pengertian Bayi Baru Lahir
1 . Menurut
Saifuddin, (2002) Bayi baru lahir adalah bayi yang baru lahir selama satu jam
pertama kelahiran.
2. Menurut
Donna L. Wong, (2003) Bayi baru lahir adalah bayi dari lahir sampai usia 4
minggu. Lahirrnya biasanya dengan usia gestasi 38 – 42 minggu.
3. Menurut
Dep. Kes. RI, (2005) Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dengan
umur kehamilan 37
minggu sampai 42 minggu dan berat lahir 2500 gram sampai 4000 gram.
4. Menurut
M. Sholeh Kosim, (2007) Bayi baru lahir normal adalah berat lahir antara 2500 –
4000 gram, cukup bulan, lahir langsung menangis, dan tidak ada kelainan
congenital (cacat bawaan) yang berat.
Ciri – Ciri Bayi Baru Lahir Normal
Ø Berat badan 2500 - 4000
gram
Ø Panjang badan 48 - 52
cm
Ø Lingkar dada 30 - 38 cm
Ø Lingkar kepala 33 - 35
cm
Ø Frekuensi jantung 120 -
160 kali/menit
Ø Pernafasan
± - 60 40 kali/menit
Ø Kulit kemerah - merahan
dan licin karena jaringan sub kutan cukup
Ø Rambut lanugo tidak
terlihat, rambut kepala biasanya telah sempurna
Ø Kuku agak panjang dan
lemas
Ø Genitalia : Perempuan
labia mayora sudah menutupi labia minora, Laki – laki testis sudah turun,
skrotum sudah ada
Ø Reflek hisap dan
menelan sudah terbentuk dengan baik
Ø Reflek morrow atau
gerak memeluk bila dikagetkan sudah baik
Ø Reflek graps atau
menggenggan sudah baik
Ø Eliminasi baik,
mekonium akan keluar dalam 24 jam pertama, mekonium berwarna hitam kecoklatan
PELAYANAN KESEHATAN PADA BAYI
Pelayanan kesehatan bayi adalah
pelayanan kesehatan sesuai standar yang diberikan oleh tenaga kesehatan kepada
bayi sedikitnya 4 kali, selama periode 29 hari sampai dengan 11 bulan setelah
lahir.
Pelaksanaan pelayanan kesehatan bayi:
1. Kunjungan
bayi satu kali pada umur 29 hari-2 bulan
2. Kunjungan
bayi satu kali pada umue 3-5 bulan
3. Kunjungan
bayi satu kali pada umur 6-8
4. Kunjungan
bayi satu kali pada umue 9-11 bulan
Pelayanan kesehatan kepada bayi meliputi:
Asuhan bayi baru lahir Pelaksanaan
asuhan bayi baru lahir mengacu pada pedoman AsuhanPersalinan Normal
yang tersedia di puskesmas, pemberi layanan asuhanbayi baru lahir dapat
dilaksanakan oleh dokter, bidan atau
perawat.Pelaksanaan asuhan bayi baru lahir dilaksanakan dalam ruangan yangsama
dengan ibunya atau rawat gabung (ibu dan bayi dirawat dalam satukamar, bayi
berada dalam jangkauan ibu selama 24 jam).
Asuhan bayibaru lahir meliputi:
1.
Pelayanan neonatal esensial dan tatalaksana neonatal
meliputi:
b. Menjaga
tubuh bayi tetap hangat dengan kontak dini
c.
Membersihkan jalan nafas, mempertahankan bayi bernafas spontan
d. Pemberian
ASI dini dalam 30 menit setelah melahirkan
Inisiasi menyusui dini ( IMD ) adalah proses
bayi menyusu segera setelah dilahirkan dimana bayi dibiarkan mencari puting
susu ibunya sendiri. Inisiasi menyusui dini (IMD ) akan sangat membantu dalam
keberlangsungan pemberian ASI ekslusif. Pemerintah Indonesia mendukung
kebijakan WHO dan UNICEF yang merekomendasikan inisiasi menyusui dini sebagai
tindakan penyelamatan kehidupan, karena IMD dapat menyelamatkan 22 % dari bayi
yang meninggal sebelum usia 1 bulan. Program ini dilakukan dengan cara langsung
meletakkan bayi baru lahir di dada ibunya dan membiarkan bayi mencari untuk
menemukan putting susu ibun untuk menyusu. IMD harus dilaksanakan langsung saat
lahir, tanpa boleh ditunda dangan kegiatan menimbang atau mengukur bayi. Bayi
juga tidak boleh dibersihkan hanya dikeringkan kecuali tangannya. Proses ini
harus berlangsung skin to skin antara bayi dan ibu.
Menyusui 1 jam pertama kehidupan yang di awali dengan kontak kulit antara ibu dan bayi dinyatakan sebagai indicator global dan Ini merupakan hal baru bagi Indonesia, dan merupakan program pemerintah khususnya Departemen Kesehatan RI.
e. Melakukan penilaian terhadap
bayi baru lahir
• Apakah bayi menangis kuat dan/atau
bernafas tanpa kesulitan
• Apakah bayi bergerak dengan aktif
atau lemas
• Jika bayi tidak bernapas atau
bernapas megap – megap atau lemah maka segera lakukan tindakan resusitasi bayi
baru lahir.
f. Membebaskan Jalan
Nafas nafas
Dengan cara sebagai berikut yaitu
bayi normal akan menangis spontan segera setelah lahir, apabila bayi tidak
langsung menangis, penolong segera membersihkan jalan nafas dengan cara sebagai
berikut :
• Letakkan bayi pada posisi
terlentang di tempat yang keras dan hangat.
• Gulung sepotong kain dan letakkan
di bawah bahu sehingga leher bayi lebih lurus dan kepala tidak menekuk. Posisi kepala diatur lurus sedikit
tengadah ke belakang.
• Bersihkan
hidung, rongga mulut dan tenggorokkan bayi dengan jari tangan yang dibungkus
kassa steril.
• Tepuk
kedua telapak kaki bayi sebanyak 2-3 kali atau gosok kulit bayi dengan kain
kering dan kasar.
• Alat
penghisap lendir mulut (De Lee) atau alat penghisap lainnya yang steril, tabung
oksigen dengan selangnya harus sudah ditempat
• Segera
lakukan usaha menghisap mulut dan hidung
• Memantau
dan mencatat usaha bernapas yang pertama (Apgar Score)
• Warna
kulit, adanya cairan atau mekonium dalam hidung atau mulut harus diperhatikan.
g. Merawat tali pusat
• Setelah
plasenta dilahirkan dan kondisi ibu dianggap stabil, ikat atau jepitkan klem
plastik tali pusat pada puntung tali pusat.
• Celupkan
tangan yang masih menggunakan sarung tangan ke dalam larutan klonin 0,5 %
untuk
membersihkan darah dan sekresi tubuh lainnya.
• Bilas
tangan dengan air matang atau disinfeksi tingkat tinggi
• Keringkan
tangan (bersarung tangan) tersebut dengan handuk atau kain bersih dan kering.
• Ikat ujung tali pusat sekitar 1 cm dari pusat bayi dengan menggunakan benang disinfeksi tingkat tinggi atau klem plastik tali pusat (disinfeksi tingkat tinggi atau steril). Lakukan simpul kunci atau jepitankan secara mantap klem tali pusat tertentu.
• Ikat ujung tali pusat sekitar 1 cm dari pusat bayi dengan menggunakan benang disinfeksi tingkat tinggi atau klem plastik tali pusat (disinfeksi tingkat tinggi atau steril). Lakukan simpul kunci atau jepitankan secara mantap klem tali pusat tertentu.
• Jika
menggunakan benang tali pusat, lingkarkan benang sekeliling ujung tali pusat
dan
dilakukan
pengikatan kedua dengan simpul kunci dibagian tali pusat pada sisi yang
berlawanan.
• Lepaskan klem penjepit tali pusat dan letakkan di dalam larutan klonin 0,5%
• Selimuti ulang bayi dengan kain bersih dan kering, pastikan bahwa bagian kepala bayi tertutup dengan baik..(Dep. Kes. RI, 2002)
• Lepaskan klem penjepit tali pusat dan letakkan di dalam larutan klonin 0,5%
• Selimuti ulang bayi dengan kain bersih dan kering, pastikan bahwa bagian kepala bayi tertutup dengan baik..(Dep. Kes. RI, 2002)
h. Pencegahan
Kehilangan Panas
Mekanisme kehilangan panas
• Evaporasi
Penguapan cairan ketuban pada permukaan
tubuh oleh panas tubuh bayi sendiri karena setelah lahir, tubuh bayi tidak
segera dikeringkan.
• Konduksi
Kehilangan panas tubuh melalui kontak
langsung antara tubuh bayi dengan permukaan yang dingin, co/ meja, tempat
tidur, timbangan yang temperaturnya lebih rendah dari tubuh bayi akan menyerap
panas tubuh bayi bila bayi diletakkan di atas benda – benda tersebut
• Konveksi
Kehilangan panas tubuh terjadi saat bayi
terpapar udara sekitar yang lebih dingin, co/ ruangan yang dingin, adanya
aliran udara dari kipas angin, hembusan udara melalui ventilasi, atau pendingin
ruangan.
• Radiasi
Kehilangan panas yang terjadi karena bayi
ditempatkan di dekat benda – benda yang mempunyai suhu tubuh lebih rendah dari
suhu tubuh bayi, karena benda – benda tersebut menyerap radiasi panas tubuh
bayi (walaupun tidak bersentuhan secara langsung)
Cegah terjadinya kehilangan panas melalui upaya berikut :
• Keringkan bayi dengan seksama
Mengeringkan dengan cara menyeka tubuh
bayi, juga merupakan rangsangan taktil untuk membantu bayi memulai
pernapasannya.
• Selimuti bayi dengan selimut atau kain
bersih dan hangat
Ganti handuk atau kain yang telah basah
oleh cairan ketuban dengan selimut atau kain yang baru (hanngat, bersih, dan
kering)
• Selimuti bagian kepala bayi
Bagian kepala bayi memiliki luas permukaan
yg relative luas dan bayi akan dengan cepat kehilangan panas jika bagian
tersebut tidak tertutup.
• Anjurkan ibu untuk memeluk dan menyusui
bayinya
Pelukan ibu pada tubuh bayi dapat menjaga
kehangatan tubuh dan mencegah kehilangan panas. Sebaiknya pemberian ASI harus
dimulai dalam waktu satu (1) jam pertama kelahiran
• Jangan segera menimbang atau memandikan bayi baru lahir
• Jangan segera menimbang atau memandikan bayi baru lahir
Karena bayi baru lahir cepat dan mudah kehilangan panas tubuhnya, sebelum melakukan penimbangan, terlebih dahulu selimuti bayi dengan kain atau selimut bersih dan kering. Berat badan bayi dapat dinilai dari selisih berat bayi pada saat berpakaian/diselimuti dikurangi dengan berat pakaian/selimut. Bayi sebaiknya dimandikan sedikitnya enam jam setelah lahir.
i.
Pencegahan Infeksi
• Cuci tangan dengan seksama sebelum
dan setelah bersentuhan dengan bayi
• Pakai sarung tangan bersih pada
saat menangani bayi yang belum dimandikan
• Pastikan semua peralatan dan bahan
yang digunakan, terutama klem, gunting, penghisap lendir DeLee dan benang tali
pusat telah didesinfeksi tingkat tinggi atau steril.
• Pastikan semua pakaian, handuk,
selimut dan kain yang digunakan untuk bayi, sudah dalam keadaan bersih. Demikin
pula dengan timbangan, pita pengukur, termometer, stetoskop.
• Memberikan vitamin K
• Memberikan vitamin K
Untuk mencegah terjadinya perdarahan
karena defisiensi vitamin K pada bayi baru lahir normal atau cukup bulan perlu
di beri vitamin K per oral 1 mg / hari selama 3 hari, dan bayi beresiko tinggi
di beri vitamin K parenteral dengan dosis 0,5 – 1 mg IM.
• Memberikan
obat tetes atau salep mata
Untuk pencegahan penyakit mata
karena klamidia (penyakit menular seksual) perlu diberikan obat mata pada jam
pertama persalinan, yaitu
pemberian obat mata eritromisin 0.5 % atau tetrasiklin 1 %, sedangkan salep
mata biasanya diberikan 5 jam setelah bayi lahir.
Perawatan mata harus segera dikerjakan, tindakan ini dapat dikerjakan setelah bayi selesai dengan perawatan tali pusat
Perawatan mata harus segera dikerjakan, tindakan ini dapat dikerjakan setelah bayi selesai dengan perawatan tali pusat
j. Pemeriksaan
Fisik Bayi Baru Lahir
Kegiatan ini merupakan pengkajian
fisik yang dilakukan oleh bidan yang
bertujuan untuk memastikan normalitas & mendeteksi adanya penyimpangan dari
normal.Pengkajian ini dapat ditemukan indikasi tentang seberapa baik bayi
melakukan penyesuaian terhadap kehidupan di luar uterus dan bantuan apa yang
diperlukan. Dalam pelaksanaannya harus diperhatikan agar bayi tidak kedinginan,
dan dapat ditunda apabila suhu tubuh bayi rendah atau bayi tampak tidak sehat.
Prinsip pemeriksaan bayi baru lahir
•
Jelaskan
prosedur pada orang tua dan minta persetujuan tindakan
• Cuci
dan keringkan tangan , pakai sarung tangan
•
Pastikan pencahayaan baik
•
Periksa apakah bayi dalam keadaan hangat, buka bagian
yangg akan diperiksa (jika bayi telanjang pemeriksaan harus dibawah lampu
pemancar) dan segera selimuti kembali dengan cepat
• Periksa
bayi secara sistematis dan menyeluruh
k. Imunisasi
BCG, hepatitis B dan polio oral
2.
Pemeriksaan dan perawatan bayi baru lahir dilaksanakan
pada 0 – 28 hari
Bayi hingga usia kurang dari satu
bulan merupakan golongan umur yang paling rentan atau memiliki risiko gangguan
kesehatan paling tinggi. Upaya kesehatan yang dilakukan untuk mengurangi risiko
tersebut antara lain dengan melakukan persalinan yang
ditolong oleh tenaga kesehatan dan pelayanan kepada neonatus (0-28
hari). Dalam pelayanan kesehatan neonatus, petugas
selain melakukan pemeriksaan kesehatan bayi juga memberikan konseling perawatan
bayi kepada ibu.
3.
Penyuluhan kepada ibu tentang pemberian ASI eksklusif untuk
bayi dibawah 6 bulan dan makanan pendamping ASI (MPASI) untuk bayi diatas 6
bulan;
Petugas kesehatan sangat berperan
dalam keberhasilan proses menyusui, dengan cara
4.
Pemantauan tumbuh kembang bayi untuk meningkatkan
kualitas tumbuh kembang
anak melalui deteksi dini dan stimulasi tumbuh kembang bayi
Deteksi dini penyimpangan tumbuh kembang mencakup
a. Aspek
Pertumbuhan:
1) Timbang
berat badannya (BB)
2) Ukur
tinggi badan (TB) dan lingkar kepalanya (LK)
3) Lihat
garis pertambahan BB, TB dan LK pada grafik
b. Aspek
Perkembangan:
1) Tanyakan
perkembangan anak dengan KPSP (Kuesioner Pra Skrining Perkembangan)
2) Tanyakan
daya pendengarannya dengan TDD (Tes Daya Dengar)
3) tanyakan
daya penglihatannya dengan TDL (Tes Daya Lihat),
c. Aspek
Mental Emosional:
1) KMEE
(Kuesioner Masalah Mental Emosional)
2) CHAT
(Check List for Autism in Toddles = Cek Lis Deteksi Dini Autis)
3) GPPH
(Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas
5.
Pemberian obat yang bersifat sementara pada penyakit
ringan sepanjang sesuai dengan obat-obatan yang sudah ditetapkan dan keperluan
segera merujuk pada dokter.
Diantaranya bisa dengan:
Diantaranya bisa dengan:
a. Manajemen Terpadu Bayi Sakit (MTBS):
2) upaya
pemeriksaan kesehatan terpadu pada bayi muda dan balita
b. Pelayanan
Pengobatan
1) pemeriksaan
kejadian kesakitan (morbiditas)
2) perawatan
kesehatan dan penanganan medis
Pemberian
dosis obat pada bayi sering kali berbeda, mengingat anak masih dalam tahap
pertumbuhan dan perkembangan. Pada anak yang lahir premature , penetapan dosis
yang diberikan sangat sulit karna fungsi organ belum berfungsi sempurna
sehingga proses absorbs,distribusi, metabolism dan eksresi tidak maksimal yang
kadang menimbulkan efek samping yang lebih besar dibandingkan efek terapinya.
Pada prinsipnya dosis ditentukan dengan dua standar, yakni berdasarkan dengan
luas permukaan rubuh dan berat badan.
PROGRAM
IMUNISASI DASAR PADA BAYI DITINGKAT PELAYANAN DASAR
Pengertian Imunisasi Dasar - Imunisasi adalah upaya yang
dilakukan dengan sengaja memberikan kekebalan (imunisasi ) pada bayi atau anak
sehingga terhindar dari penyakit (Supartini, Y, 2004). (judul artikel ini adalah Pengertian Imunisasi Dasar, Campak, BCG, Polio, DPT, WHO, Definisi
dan Cara Pemberian)
aktif
Upaya
imunisasi perlu terus ditingkatkan untuk mencapai tingkat kekebalan masyarakat
yang tinggi sehingga PD3I (penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi) dapat
dibasmi, dieliminasi atau dikendalikan berdasarkan pada Kep. Menkes No.
1611/Menkes/SK/XI/ 2005 tentang Pedoman Penyelenggaraan Imunisasi
(Dinkes.Prov.Jatim, 2006).
Indikator keberhasilan program imunisasi dikatakan berhasil jika cakupan target imunisasimencapai target UCI (Universal Child Imunization) yakni 86% balita telah diimunisasi (www.indomedia.com)
Dewasa ini, desa yang mencapai cakupan imunisasi dasar lengkap di atas 80% untuk anak di bawah 1 tahun baru sekitar 73% (Van, 2005). Rendahnya cakupan tersebut mungkin disebabkan kurangnya sosialisasi kegiatan imunisasi yang dilakukan kader di posyandu, termasuk dampak yang mungkin terjadi dan cara penanggulangannya (Ginting, 2005). Meja penyuluhan banyak yang tidak berjalan karena kurangnya pengetahuan dan kepercayaan diri kader dalam melakukan penyuluhan (www.gizikesmas.multiply.com). Sehingga masih ada ibu-ibu yang enggan membawa anaknya ke posyandu, selama ini tidak ada penjelasan tentang kemungkinan yang terjadi akibat imunisasi itu dan apa yang harus dilakukan jika kemungkinan itu terjadi (Ginting, 2005).
Macam-macam Imunisasi Dasar
Pemerintah melalui Program Pengembangan Imunisasi (PPI), mewajibkan lima jenis imunisasi dasar pada anak dibawah usia satu tahun, antara lain :
Pengertian Imunisasi BCG ( Bacillus
Calmette Guerin )
1) Diskripsi
BCG adalah vaksin bentuk beku kering yang mengandung mycobacterium bovis hidup yang sudah dilemahkan dari strain Paris no. 1173.P2.
2) Indikasi
Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap TBC (Tuberculosa).
3) Cara Pemberian dan Dosis :
·
Sebelum
disuntikkan vaksin BCG harus dilarutkan dengan 4 ml pelarut NaCl 0,9%.
Melarutkan dengan menggunakan alat suntik steril dengan jarum panjang.
·
Dosis
pemberian 0,05 ml, sebanyak 1 kali, untuk bayi.
4) Kontra indikasi:
Adanya penyakit kulit yang berat / menahun seperti : eksim,
furunkulosis dan sebagainya. Mereka yang sedang menderita TBC.
5)
Efek samping:
Imunisasi BCG tidak menyebabkan reaksi yang bersifat umum
seperti demam. 1-2 minggu kemudian akan timbul indurasi dan kemerahan di tempat
suntikkan yang berubah menjadi pustule, kemudian pecah menjadi luka. Luka tidak
perlu pengobatan, akan sembuh secara spontan dan meninggalkan tanda parut.
Kadang-kadang terjadi pembesaran kelenjar regional di ketiak dan / atau leher,
terasa padat, tidak sakit dan tidak menimbulkan demam. Reaksi ini normal,
tidak memerlukan pengobatan dan akan menghilang dengan sendirinya.
Pengertian
Imunisasi DPT – Hepatitis B
1) Diskripsi
Vaksin mengandung DPT berupa toxoid difteri dan toxoid tetanus yang dimurnikan dan pertusis yang inaktifasi serta vaksin hepatitis B yang merupakan sub unit vaksin virus yang mengandung HbsAg murni dan bersifat non-infectious. Vaksin hepatitis B ini merupakan vaksin DNA rekombinan yang berasal dari HbsAg yang diproduksi melalui teknologi DNA rekombinan pada sel ragi.
2) Indikasi
Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap penyakit difteri, tetanus, pertusis dan hepatitis B.
3)
Cara pemberian dan dosis :
Pemberian dengan cara intra muskuler 0,5 ml sebanyak 3 dosis.
Dosis
pertama pada usia 2 bulan, dosis selanjutnya dengan interval minimal 4 minggu
(1 bulan). Dalam pelayanan di unit statis, vaksin yang sudah dibuka dapat
dipergunakan paling lama 4 minggu dengan penyimpanan sesuai ketentuan :
·
vaksin belum
kadaluarsa
·
vaksin
disimpan dalam suhu 2 derajat Celcius sampai dengan 8 derajat Celcius
·
tidak pernah
terendam air
·
sterilitasnya
terjaga
·
VVM (Vaksin
Vial Monitor) masih dalam kondisi A atau B
·
Efek samping
Reaksi lokal
seperti rasa sakit, kemerahan dan pembengkakan di sekitar tempat penyuntikan.
Reaksi yang terjadi bersifat ringan dan biasanya hilang setelah 2 hari.
1) Diskripsi
Vaksin Oral Polio hidup adalah Vaksin Polio trivalent yang
terdiri dari suspensi virus poliomyelitis tipe 1,2 dan 3 (strain sabin) yang
sudah dilemahkan, dibuat dalam biakan jaringan ginjal kera dan distabilkan
dengan sukrosa.
2) Indikasi
Untuk
pemberian kekebalan aktif terhadap Poliomyelitis.
3) Cara pemberian dan dosis
·
Sebelum
digunakan pipet penetes harus dipasangkan pada vial vaksin.
·
Diberilan
secara oral, 1 dosis adalah 2 (dua) tetes sebanyak 4 kali (dosis) pemberian,
dengan interval setiap dosis minimal 4 minggu.
·
Setiap
membuka vial baru harus menggunakan penetes (dropper) yang baru.
·
Di unit
pelayanan statis, vaksin polio yang telah dibuka hanya boleh digunakan selama 2
minggu dengan ketentuan :
·
vaksin belum
kadaluarsa
·
vaksin disimpan
dalam suhu 2 derajat Celcius sampai dengan 8 derajat Celcius
·
tidak pernah
terendam air
·
sterilitasnya
terjaga
·
VVM (Vaksin
Vial Monitor) masih dalam kondisi A atau B
4) Sedangkan di posyandu vaksin yang sudah terbuka tidak boleh digunakan lagi untuk hari berikutnya.
5) Efek samping
Pada umumnya
tidak terdapat efek samping. Efek samping berupa paralysis yang disebabkan oleh
vaksin sangat jarang terjadi (kurang dari 0,17 : 1.000.000; Bull WHO 66 :
1988).
6) Kontraindikasi
Pada individu yang menderita “immune deficiency”. Tidak ada efek
yang berbahaya yang timbul akibat pemberian OPV pada anak yang sedang
sakit. Namun jika ada keraguan, misalnya sedang menderita diare, maka dosis
ulangan dapat diberikan setelah sembuh. Bagi individu yang terinfeksi
oleh HIV (Human Immunodefisiency Virus) baik yang tanpa gejala maupun
dengan gejala, imunisasi OPV harus berdasarkan standar jadwal tertentu.
Pengertian
Imunisasi Hepatitis B
1) Diskripsi
Hepatitis B rekombinan adalah vaksin virus rekombinan yang telah
diinaktivasikan dan bersifat non-infeksiosus, berasal dari HBsAg yang
dihasilkan dalam sel ragi (Hansenula polymorpha) menggunakan teknologi DNA
rekombinan.
2)
Indikasi
·
Untuk
pemberian kekebalan aktif terhadap infeksi yang disebabkan oleh virus Hepatitis
B.
·
Tidak dapat
mencegah infeksi virus lain seperti virus Hepatitis A atau C atau yang
diketahui dapat menginfeksi hati.
3) Cara pemberian dan dosis
·
Sebelum
digunakan vaksin harus dikocok terlebih dahulu agar suspensi menjadi
homogen.
·
Sebelum
disuntikkan, kondisikan vaksin hingga mencapai suhu kamar.
·
Vaksin
disuntikkan dengan dosis 0,5 ml atau 1(buah) HB.
·
Vaksin
disuntikkan dengan dosis 0,5 ml atau 1(buah) HB ADS PID, pemberian suntikkan
secara intra muskuler, sebaiknya pada anterolateral paha.
·
Pemberian
sebanyak 3 dosis.
·
Dosis
pertama diberikan pada usia 0-7 hari, dosis berikutnya dengan interval minimum
4 minggu (1 bulan).
·
Di unit
pelayanan statis, vaksin HB yang telah dibuka hanya boleh digunakan selama 4
minggu.Sedangkan di posyandu vaksin yang sudah terbuka tidak boleh digunakan
lagi untuk hari berikutnya.
Pengertian Imunisasi Campak
1) Diskripsi
Vaksin Campak merupakan vaksin virus
hidup yang dilemahkan. Vaksin ini berbentuk vaksin beku kering yang harus
dilarutkan dengan aquabidest steril.
2)
Indikasi
Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap
penyakit Campak.
3)
Cara pemberian dan dosis
·
Sebelum
disuntikkan vaksin Campak terlebih dahulu harus dilarutkan dengann pelarut
steril yang telah tersedia yang berisi 5 ml cairan pelarut aquabidest.
·
Dosis
pemberian 0,5 ml disuntikkan secara subkutan pada lengan atas, pada usia 9-11
bulan. Dan ulangan (booster) pada usia 6-7 tahun (kelas 1 SD) setelah
cath-up campaign Campak pada anak Sekolah Dasar kelas 1-6.
·
Vaksin
campak yang sudah dilarutkan hanya boleh digunakan maksimum 6 jam.
4) Efek samping
Hingga 15% pasien dapat mengalami demam ringan dan kemerahan selama 3 hari yang dapat terjadi 8-12 hari setelah vaksinasi.
5) Kontraindikasi
Individu
yang mengidap penyakit immuno deficiency atau individu yang diduga menderita
gangguan respon imun karena
leukemia, lymphoma. ( Dinkes Prov Jatim, 2005 )
PELAYANAN KESEHATAN PADA BALITA
Beberapa faktor yang sangat erat hubungannya dengan pertumbuhan dan perkembangan Balita, yaitu:
1. Keluarga
Berencana
Dalam mempersiapkan anak yang
berkualitas, maka sejak dari mulai terjadi pembuatan sampai dianya menjadi
dewasa haruslah dilakukan pemeliharaan dan penjagaan yang seksama agar tumbuh
kembang anak tersebut tidak mengalami kegagalan.
Faktor anak selama dalam kandungan akan sangat mempengaruhi dalam proses tumbuh kembang anak dikemudian hari. Sebagai contoh dari seorang ibu yang sehat dan memelihara kandungannya secara seksama, berarti ibu tersebut telah mempersiapkan sejak awal suatu keturunan yang dapat diharapkan sebagai generasi penerus yang berkualitas. Hal ini secara umum tidak akan sama bila sang Ibu sejak dini tidak terlibat dalam mempersiapkannya. Keikut sertaan ibu dalam keluarga berencana, sehingga proses persalinan yang ideal dapat dipenuhi dan ini akan sangat membantu kesehatan ibu dan anak yang akan dilahirkannya. Sebagai contoh seorang ibu hendaklah jangan melahirkan terlalu dini, ataupun terlalu lambat, begitu juga sebaiknya seorang ibu janganlah melahirkan terlalu sering dan janganlah mempunyai anak terlalu banyak.
2. Pemberian
Kebutuhan Nutrisi Yang Baik Pada Anak
Dalam pertumbuhan dan perkembangan fisik seorang anak, pemberian makanan yang bergizi mutlak sangat diperlukan. Anak dalam pertumbuhan dan perkembangannya mempunyai beberapa fase yang sesuai dengan umur si anak, yaitu fase pertumbuhan cepat dan fase pertumbuhan lambat. Bila kebutuhan ini tidak dapat dipenuhi, maka akan terjadi gangguan gizi pada anak tersebut yang mempunyai dampak dibelakang hari baik bagi pertumbuhan dan perkembangan fisik anak tersebut maupun gangguan intelegensia
.
Untuk Tumbuh Kembang Anak Pesan Utamanya Adalah:
Untuk Tumbuh Kembang Anak Pesan Utamanya Adalah:
Ø Asi saja (ASI ekslusif)
adalah makanan terbaik bagi kehidupan bayi 4-6 bulan pertama kehidupan.
Ø Pasca umur 4-6 bulan,
bayi memerlukan makanan lain disamping ASI
Ø Anak dibawah 3 tahun
membutuhkan 5-6 kali sehari
Ø Anak dibawah 3 tahun
membutuhkan sejumlah/sedikit lemak atau minyak ditambahkan dalam makanannya
sehari-hari.
Ø Semua anak membutuhkan
makanan kaya Vitamin A
Ø Sesudah sakit, anak
membutuhkan extra meals untuk mengejar (catch up) kehilangan pertumbuhan selama
sakit
3. Pemberian
Kapsul Vitamin A
Vitamin A adalah salah satu zat gizi dari golongan vitamin yang sangat diperlukan oleh tubuh yang berguna untuk kesehatan mata ( agar dapat melihat dengan baik ) dan untuk kesehatan tubuh yaitu meningkatkan daya tahan tubuh, jaringan epitel, untuk melawan penyakit misalnya campak, diare dan infeksi lain.
Upaya perbaikan gizi masyarakat dilakukan pada beberapa sasaran yang diperkirakan banyak mengalami kekurangan terhadap Vitamin A, yang dilakukan melalui pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi pada bayi dan balita yang diberikan sebanyak 2 kali dalam satu tahun. (Depkes RI, 2007)
Vitamin A terdiri dari 2 jenis :
• Kapsul vitamin A biru ( 100.000 IU ) diberikan pada bayi yang berusia 6-11 bulan satu kali dalam satu tahun
• Kapsul vitamin A merah ( 200.000 IU ) diberikan kepada balita
Kekurangan vitamin A disebut juga dengan xeroftalmia ( mata kering ). Hal ini dapat terjadi karena serapan vitamin A pada mata mengalami pengurangan sehingga terjadi kekeringan pada selaput lendir atau konjungtiva dan selaput bening ( kornea mata ).
Pemberian vitamin A termasuk dalam program Bina Gizi yang dilaksanakan oleh Departemen Kesehatan setiap 6 bulan yaitu bulan Februari dan Agustus, anak-anak balita diberikan vitamin A secara gratis dengan target pemberian 80 % dari seluruh balita. Dengan demikian diharapkan balita akan terlindungi dari kekurangan vitamin A terutama bagi balita dari keluarga menengah kebawah.
4. Pencegahan
Muntah Dan Menceret
Penyakit ini paling sering menyerang
Balita. Muntah menceret pada bayi dan anak dapat disebabkan oleh beberapa
faktor, yaitu:
· Infeksi
pada saluran cerna sendiri
· Intoleransi
terhadap makanan yang diberikan dan
· Infeksi
lainnya diluar saluran cerna.
Pada saat ini penanganan muntah
menceret haruslah dilaksanakan sesegera mungkin, yaitu dimulai pemberian terapi
sejak dari rumah. (therapy begin at home), seperti pemberian oralit, tablet
zinc, dll.
6.
Pencegahan
Infeksi Saluran Nafas Akut
Penyakit ini merupakan penyakit yang tersering dijumpai pada anak Balita,
baik yang hanya berupa untuk pilek biasa sampai dengan adanya infeksi pada
saluran nafas bawah, yaitu infeksi yang mengenai paru-paru.
7.
Vaksinasi
Atau Imunisasi
Pada saat sekarang ini vaksin yang
dapat digunakan dalam pencegahan penyakit telah banyak beredar di Indonesia,
dan hasil daya lindung yang ditimbulkannya juga telah terbukti
bermanfaat.imunisasi wajib diantaranya:
a. BCG
:
Vaksin ini digunakan untuk mencegah
penyakit tuberkulosis. Pada anak yang telah mendapat vaksinasi BCG diharapkan
dianya kan terhindar dari penyakit tuberkulosis, ataupun kalau terinfeksi
bentukna adalah ringan, tidak menimbulkan infeksi yang berat seperti
tuberkulosis otak, tulang ataupun melibatkan organ tubuh yang lain.
b. Polio
Oral Vaksin:
Mengandung tiga macam virus hidup
yang telah dilemahkan, yang dapat digunakan dalam
memberikan daya lindung terbadap
kelumpuhan dan kematian
c. Vaksin
Hepatitis B :
Pemberian vaksin ini sangat bermanfaat
untuk memberikan perlindungan agar tidak terjadi penyakit hati yang kronis,
yang rasa berlanjut dengan terjadi karsinoma hati.
d. Vaksin
campak:
Memberi kekebalan terhadap penyakit
campak
e. DPT:
memberikan kekebalan terhadap
penyakit dipteri pertusis dan tetanus
7. Posyandu
Adapun jenis pelayanan yang
diselenggarakan Posyandu untuk balita mencakup :
1) Penimbangan berat badan
2) Penentuan status pertumbuhan
3) Penyuluhan
4) Jika ada tenaga kesehatan Puskesmas dilakukan pemeriksaan kesehatan, imunisasi dan deteksi dini tumbuh kembang, apabila ditemukan kelainan, segera ditunjuk ke Puskesmas
DAFTAR PUSTAKA
·
Yupi Supartini. 2004. Buku Ajar Konsep Dasar
Keperawatan Anak. Jakarta : EGC.
·
Dinkes. Prov. Jatim. 2005. Buku Pegangan Kader
Posyandu.
·
Sumber:: http://jurnalbidandiah.blogspot.com/2012/06/pelayanan-kesehatan-pada-bayi-dan.html#ixzz2TG1pOh9P
Tidak ada komentar:
Posting Komentar